“Kick Off” Program BERANI II Di Kabupaten Lombok Timur

Bertempat di Kantor Desa Lendang Nangka Utara, Program BERANI II yang diinisiasi oleh LPA NTB bersama UNICEF didukung Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, Selasa (14/5), dimulai.
Acara itu ditandai Gawe Gubuk sebagai bentuk pendekatan layanan oleh pemerintah daerah sebagai upaya pemenuhan hak anak terutama pencegahan perkawinan anak yang menjadi fokus Program Berani II LPA NTB bekerjasama dengan UNICEF.

Hadir Pj Bupati Lombok Timur, perwakilan UNICEF bidang Perkawinan Anak, Konsultan Unicef, LPA NTB, unsur Organisasi Perangkat Daerah yang terkait dengan upaya pencegahan perkawinan anak, Lembaga/OPD layanan di Kabupaten Lombok Timur, Telkomsel, Universitas Islam Al-Azhar Mataram,organisasi adat dan budaya, tokoh agama dan ormas berbasis agama, serta perangkat desa.

PJ Bupati Lombok Timur, HM. Juani Taofik M.AP, menyampaikan bahwa peraturan dan peraturan bupati terkait pencegahan perkawinan anak sudah dibuat namun fakta angka perkawinan anak tidak bisa dibendung.
“Faktornya karena kita belum guyub, ” katanya seraya menambahkan bahwa Gawe Gubuk merupakan contoh baik model pelayanan sehingga program ini harus bisa direplikasi di desa-desa lain.

Dalam Gawe Gubuk, Dukcapil melakukan pemenuhan administrasi kependudukan serta identitas hukum masyarakat di desa berupa perekaman E-KTP dan pembuatan berkas Adminduk lainnya. OPD lainnya juga membuka stand pelayanan publik. Sedangkan Telkomsel meluncurkan Program SMS Blast kepada 1000 pengguna Telkomsel berupa kampanye Pencegahan Perkawinan Anak. Selain itu, terlibat pula Universitas Islam Al-Azhar Mataram yang membuka stand “Klinik Hukum”.

Program BERANI II yang berlangsung tahun 2024 S/d 2025, bekerja di dua kecamatan dan 5 desa, yaitu Kecamatan Pringgasela (Desa Jurit dan Desa Aik Dewa), Kecamatan Masbagik (Desa Paok Motong, Desa Lendang Nangka dan Desa Lendang Nangka Utara).

Mengingat kompleksitas persoalan yang mempengaruhi terjadinya perkawinan anak di NTB khususnya di Kabupaten Lombok Timur, penanganan dan pencegahanya memerlukan integrasi lintas sektor.
“Pemerintah Daerah Lombok Timur dengan LPA NTB – UNICEF mengajak banyak pihak untuk menggerakkan semua potensi yang ada agar program ini berjalan terus menerus sehingga bisa menekan angka perkawinan anak serta menjadikan program Gawe Gubuk sebagai praktik baik yang bisa diterapkan oleh semua desa yang ada di Kabupaten Lombok Timur, ” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Perwakilan Unicef, Fauzia Firdanisa, dalam sambutannya berharap Program BERANI 2 bisa menekan angka perkawinan anak mengingat NTB menempati peringkat 1 nasional,yakni sebesar 17.32%. Khusus di Kabupaten Lombok Timur menempati peringkat ke-2 di NTB dengan angka perkawinan anak sebesar 21%.

Ia mengatakan Program Berani 1 sudah pernah dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2018. Ketika itu Sulawesi Selatan menempati tingkat perkawinan tertinggi di Indonesia.

Melalui kegiatan peningkatan kapasitas layanan perlindungan anak, penguatan koordinasi layanan, penguatan koordinasi dengan pemangku kepentingan, penguatan regulasi dan kelembagaan, aksebilitas dan perluasan layanan, optimalisasi kapasitas anak dan lingkungan yang mendukung kapasitas anak, angka perkawinan anak di Provinsi Sulawesi Selatan bisa ditekan 20% hingga 50% persen.

Ia berharap di Program BERANI 2 memberi manfaat positif dalam menekan angka Perkawinan Anak di NTB khususnya di Kabupaten Lombok Timur.

Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan penandatangan komitmen bersama perangkat desa dan tokoh agama dari 5 desa sasaran untuk mendukung seluruh program Pencegahan Perkawinan Anak di Kabupaten Lombok Timur. Pum penyerahan secara simbolik Kartu Identitas Anak (KIP), Kartu Indonesi Pintar (KIP) , serta Akta Kelahiran. Kemudian santunan untuk anak yatim piatu sebanyak 29 orang anak.yedo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *