KURIPAN TIMUR DEKLARASIKAN KOLABORASI LAYANAN INKLUSIF UNTUK PERKUAT LITERASI ANAK

Bunda Literasi NTB, Hj. Sinta Agathia Soedjoko M. Iqbal

LPA NTB – Lombok Barat, 20 November 2025.

Desa Kuripan Timur hari ini mencatat sejarah baru. Untuk pertama kalinya, pemerintah desa bersama berbagai lembaga masyarakat, organisasi pendidikan, dan layanan dasar mendeklarasikan Kolaborasi Penguatan Layanan Inklusif untuk Peningkatan Literasi Anak. Inisiatif besar ini melibatkan Program INOVASI NTB, LPA NTB, KNTBM, Komunitas Begibung, SOBAT NTB, Solidaritas Perempuan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Barat, dan jejaring PKBM, serta dihadiri langsung oleh Bunda Literasi Provinsi NTB.

Kepala Desa Kuripan Timur, Anwar Efendi, menyampaikan rasa bangga dan haru atas terselenggaranya deklarasi yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan memberikan perhatian khusus pada anak-anak berkebutuhan khusus.
“Baru kali ini Desa Kuripan Timur mendapat dukungan sebesar ini. Terima kasih kepada LPA NTB dan Program INOVASI NTB yang ikut memperkuat terwujudnya desa kami sebagai Desa Inklusi,” ujarnya. Ia juga menyampaikan penghargaan kepada Bunda Literasi NTB, Hj. Sinta M. Iqbal, serta Pengawas LPA NTB, Lalu Anis Mujahid Akbar, atas kehadiran dan dukungan yang diberikan kepada desa.

Bunda Literasi NTB, mengeja kata bersama anak berkebutuhan khusus

Dari tingkat kabupaten, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Barat, Drs. M. Hendrayadi, menegaskan bahwa deklarasi ini adalah momentum penting dalam memperkuat literasi inklusif di Lombok Barat. Temuan Rapor Pendidikan dan Profil Belajar Siswa (PBS) Kuripan Timur menjadi bukti perlunya intervensi terarah melalui pendampingan guru, pemanfaatan PBS, dan sinergi lintas sektor.
“Dinas berkomitmen penuh mengawal langkah-langkah layanan inklusif ini agar berjalan berkelanjutan,” tegasnya.

Sementara itu, Pengawas LPA NTB menjelaskan bahwa deklarasi ini lahir dari proses panjang berbasis masyarakat—mulai dari asesmen, eksplorasi solusi lokal, hingga analisis PBS. Menurutnya, layanan inklusif hanya dapat kuat apabila ditopang data valid, pemahaman kebutuhan anak, serta penguatan peran PKBM dan unit layanan desa.
“Deklarasi ini mempersatukan langkah lintas lembaga untuk memastikan layanan yang benar-benar ‘untuk semua anak’,” ujarnya.

Dalam sambutannya, Bunda Literasi Provinsi NTB, Hj. Sinta Agathia Soedjoko Iqbal, memberikan apresiasi tinggi kepada seluruh pihak yang terlibat. Ia menegaskan bahwa literasi adalah hak semua anak tanpa kecuali, dan bahwa penyediaan layanan inklusif tidak dapat dilakukan oleh satu pihak saja.
“Ini persoalan bersama. Di mana masih ada kepedulian satu sama lain, di situlah masa depan itu berada,” ungkapnya penuh keyakinan.

Beliau juga memuji Desa Kuripan Timur yang telah menunjukkan langkah nyata dalam memperluas akses pendidikan inklusif. Pada kesempatan ini, Bunda Literasi NTB memberikan penghargaan kepada tiga guru dari sekolah dan PKBM yang dinilai berdedikasi tinggi dalam memastikan layanan pendidikan yang setara. Pemerintah Desa Kuripan Timur turut menerima penghargaan atas komitmennya membangun lingkungan belajar yang inklusif.

Sebagai bentuk dukungan nyata dari para stakeholder, rangkaian deklarasi ini menghadirkan layanan integratif untuk pemenuhan kebutuhan anak dengan hambatan fungsional belajar, mulai dari layanan adminduk oleh Dukcapil Lombok Barat, pemeriksaan mata gratis oleh RS Mata NTB, konsultasi psikologi –  Yayasan ANARA Mataram dan terapi anak dengan disabilitas – Lombok Care, hingga edukasi parenting mengenai pentingnya pendidikan dan literasi bagi keluarga oleh KNTBM.

Sementara itu, Provincial Manager Program INOVASI NTB, Jamaruddin, menilai bahwa deklarasi ini memperoleh apresiasi luas dari para pemangku kepentingan dan membuka peluang kolaborasi yang lebih kuat dengan Bunda Literasi di tingkat provinsi maupun kabupaten.
“Momentum hari ini adalah penanda penting dimulainya perjalanan baru bagi pengembangan layanan pendidikan inklusif berbasis masyarakat,” katanya.

Kegiatan ditutup dengan penandatanganan deklarasi, penyerahan simbolis layanan dasar, dan konferensi pers. Kolaborasi ini diharapkan menjadi tonggak awal terbangunnya ekosistem pendidikan desa yang lebih adil, adaptif, dan berpihak pada anak—khususnya mereka yang memiliki hambatan fungsional belajar. Ucok

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *