Pj Bupati Lombok Timur, HM Juaini Taofik, mengemukakan sebagian besar kasus stunting akibat perkawinan anak. Sehingga, pencegahan perkawinan anak merupakan langkah bagus yang bisa menekan angka stunting.
Pj Bupati Lombok Timur, Juaini Taofik, menerima audiensi pengurus LPA NTB di ruang kerjanya, Senin (8/1). Silaturrahim dalam rangka pendampingan LPA pada lima desa di Lotim berkaitan dengan program Better Sexual and Reproductive Health and Rights For All in Indonesia (BERANI) yang berupaya meningkatkan kualitas hidup perempuan dan anak perempuan Indonesia khususnya di LombokTimur.
Dalam pertemuan yang dihadiri Ketua LPA NTB, H. Sahan, bersama pengurus lain serta Kepala Dp3AKB dan Bappeda Lotim, mengemuka bahwa perkawinan anak selalu tumbuh berdampingan dengan stunting. Hal ini menjadi salah satu focus dalam penjabaran program tresebut.
Juaini mengatakan prevalensi kasus stunting di Kabupaten Lotim 16,18 persen dari hasil Elektronik Pencatatan Pelaporan Status Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM). Ditargetkab tahun 2024 tertekan pada 14 persen.
Langkah menurunkan stunting yang 2 persen lebih itu memerlukan kolaborasi penanganan berbagai pihak. Salah satu potensi yang bisa dilakukan, kata dia, kini penderita stunting sudah by name by address pada 19.516 kasus. Tantangannya, kelahiran yang terjadi di Lotim mencapai 26 ribu setahun.
“Karena itu yang baru lahir harus diantisipasi. Karena DP3AKB bermain sebelum bayi lahir, ” ujarnya seraya menambahkan Pemkab sudah berhasil menurunkan stunting yang sebelumnya mencapai 36,7 persen.
Juaini yang menyambut baik program yang akan dijalankan LPA NTB kerjasama dengan Unicef itu berharap pendampingan tersebut akan membawa dampak yang baik dalam menurunkan kasus-kasus perempuan dan anak. Di sejumlah desa misalnya, sudah terdapat Perdes Pencegahan Perkawinan Anak. Namun efektifitasnya yang belum diketahui.
Sementara itu, Ketua LPA NTB, H.Sahan, SH, mengemukakan audiensi dilakukan guna memadukan kesepakatan terkait desa-desa yang didampingi LPA NTB. Terdapat sebanyak 5 desa yang akan diintervensi dalam program Better Sexual and Reproductive Health and Rights For All in Indonesia (BERANI) yang berupaya meningkatkan kualitas hidup perempuan dan anak perempuan Indonesia di Lombok Timur.ds